Text
Menakar pasar lada: hitam putih dalam perdagangan
Lada dijuluki sebagai the king of spices atau rajanya rempah-rempah merupakan komoditas unggulan ekspor Indonesia. Seperti halnya dengan produk rempah-rempah lainnya, lada sudah lama dicari dan diperdagangkan hingga ke berbagai belahan dunia. Lada Indonesia memiliki brand image yang kuat berkat kekhasan aroma dan cita rasa yang kuat seperti lada putih Muntok (Bangka) dan lada hitam Lampung. Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan usaha perdagangan lada semakin ketat dengan kemunculan negara kompetitor di antaranya Vietnam dan India. Peningkatan produksi dari para kompetitor turut berdampak pada harga lada yang memukul usaha para petani dan pelaku usaha. Permasalahan lain yang masih dihadapi seperti: 1) pengelolaan perkebunan rakyat masih menggunakan cara budidaya dan penanganan secara tradisional; 2) tanaman sudah berumur tua; 3) harga komoditas lada belum berpihak kepada petani alias masih dihargai rendah karena sistem pemasaran yang belum optimal; dan 4) kelembagaan agribisnis masih lemah. Meskipun tengah menghadapi tantangan, prospek perdagangan lada Indonesia dinilai masih cukup cerah. Permintaan konsumen dunia terhadap lada kita masih cukup tinggi. Hal yang penting pula turut diperhatikan adalah peningkatan mutu dan kualitas lada yang dihasilkan dengan memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun standar internasional untuk pasar global. Strategi untuk ekspansi pasar ekspor ke negara-negara yang memiliki potensi permintaan tinggi juga perlu dilakukan agar pasar semakin luas. Hadirnya buku ini bertujuan untuk memberikan wawasan pengetahuan mengenai seluk beluk serta hitam putih lada Indonesia dalam perdagangan. Selain itu, diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan informasi bagi para pemangku kepentingan, pengambil kebijakan, peneliti, akademisi, dan masyarakat secara umum.
Tidak tersedia versi lain