Buku ini diangkat dari skripsi dan pernah dipublikasikan sebagai monograf di Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM (1992), berusaha menggambarkan wajah pers di masa orde baru. Dengan mengkaji isi harian Kompas dan Suara Karya melalui metode analisis isi serta pendekatan ilmu sosial dan etika makro, Rizal Mallarangeng memperlihatkan cengkeraman sistem politik yang dihadapi pers di mas…
Mendadak terbangun seorang diri di kamar Oscar, Elna merasa seperti penderita amnesia. Dia tidak ingat bagaimana atau mengapa bisa berada di rumah kos pria yang dulu pernah dicintainya itu. Hari berikuntya, Elna baru tahu Oscar menghilang tanpa kabar dan itu membuatnya semakin kebingungan. Serentetan ancaman dan tindak pengutitan juga mulai mengganggu hari-harinya. Ke mana Oscar? siapa yang mem…
Tema sentral buku ini adalah masalah pemberdayaan rakyat sebagai tujuan pokok pembangunan dan tantangan serta dilema-dilema yang melingkupinya, sementara perbaikan telah terjadi dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, namun banyak persoalan berat masih juga belum ditangani dengan baik. Salah satu penyebab kesulitan itu bisa dipahami jika kita melihat kembali pendekatan pembangunan yang berlak…
Gerpolek merupakan buku yang di konsep dan ditulis oleh Tan Malaka ketika dirinya meringkuk di penjara Madiun. Buku ini ditulis tanpa dukungan informasi kepustakaan apa pun, Ia hanya mengandalkan pengetahuan, ingatan dan semangat kepemimpinan untuk tetap memikirkan kelangsungan kemerdekaan Indonesia.
Ini kisah gadis kecil bernama Dami. Ia tinggal di sebuah gang, di rumah dengan toko kue di depannya. Ia memanggil orang tuanya mama dan papa. Hari-harinya dipenuhi dengan kegembiraan; membaca buku-buku, bermain hujan di garasi, bermain dengan dua teman dekatnya, memberi makan teman barunya dan memikirkan cita-citanya ketika besar nanti.
Supersemar atau surat perintah 11 Maret 1966 masih diselubungi kontroversi mengenai proses mendapatkan surat itu, interpretasi perintah dalam surat itu dan naskah surat itu sendiri. Proses pembuatansupersemar diyakini dengan paksaan karena sebelum tiga jenderal, terlebih dahulu dikirim dua pengusaha untuk membujuk Soekarno menyerahkan kewenangannya kepada Soeharto